Bila Engkau Ingin Pertemanan Yang Tulus
Imam Ja’far As-Shodiq as berpesan kepada putra Nu’man :
يَا اِبْنَ اَلنُّعْمَانِ إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَصْفُوَ لَكَ وُدُّ أَخِيكَ فَلاَ تُمَازِحَنَّهُ وَ لاَ تُمَارِيَنَّهُ وَ لاَ تُبَاهِيَنَّهُ وَ لاَ تُشَارَّنَّهُ وَ لاَ تُطْلِعْ صَدِيقَكَ مِنْ سِرِّكَ إِلاَّ عَلَى مَا لَوِ اِطَّلَعَ عَلَيْهِ عَدُوُّكَ لَمْ يَضُرَّكَ فَإِنَّ اَلصَّدِيقَ قَدْ يَكُونُ عَدُوَّكَ
“Wahai putra Nu’man! Jika engkau menginginkan kecintaan yang tulus dari saudaramu maka :
Jangan engkau bersenda gurau (yang berlebihan hingga mengolok-olok) dengannya.
Jangan berdebat dengannya.
Jangan bersaing (saling membanggakan diri) dengannya.
Jangan memusuhinya.
Dan jangan beritahukan rahasiamu kepada temanmu kecuali rahasia yang jika pun musuh mengetahuinya maka tidak membahayakanmu. Karena bisa saja suatu hari seorang teman berubah menjadi musuh.”
Sumber : Tuhaful Uqul